Ular Naga (Oray-orayan)
Permainan
tradisional, pada umumnya dimainkan ramai-ramai artinya lebih dari satu atau
dua orang. Semakin ramai semakin seru Tanpa disadari ternyata permainan
tradisional banyak manfaatnya loh, selain tidak perlu mengeluarkan biaya dalam
arti hanya memanfaat yang ada ternyata permainan tradisional ini dapat melatih
mental, dapat memancing kecerdasan, kekreatifan, kejelihan dll bagi anak
tersebut. Selain itu juga permainan tradisional dapat menumbuhkan rasa
kebersamaan, rasa simpati bersama, beradaptasi, dilatih kejujurannya. (wah
ternyata banyak juga nilai-nilai normanya). Permainan tradisional sudah
digunakan para psikolog sebagai terapi pengembangan kecerdasan anak. Di sini
saya akan bernostalgia permainan Ular-ularan.
Ular Naga adalah satu
permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak di luar rumah di waktu
sore. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas.
Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya
sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK - SD). Permainan tradisional
ular-ularan sering menjadi pilihan bermain anak-anak di daerah. Dengan
permainan ini, anak-anak sangat gembira bermain bersama. Tertawa bersama
terutama saat anak-anak harus terjatuh karena menghindari tangkapan ular lawan.
Permainan ini biasa juga disebut oray-orayan. Bahasa Sunda oray-orayan berarti
ular-ularan dalam bahasa Indonesia. Di sebut ular karena anak-anak harus
berbaris kebelakang membentuk ular. Permainan ini cukup sederhana. Masing-masing anak memegang
pinggang temannya yang di depan. Semakin banyak anak yang ikut, semakin panjang
ular. Kalau panjang begini, gerakan ular harus cepat.
Masing-masing kelompok membentuk
ular. Anak paling depan dinamakan hulu atau kepala, sedangkan
paling belakang disebut buntut. Kepala bertugas menangkap buntut kelompok
lawan, begitu juga sebaliknya.
Selain itu, kepala juga harus
melindungi bagian teman-teman belakang. Semakin lincah, kemungkinan menang
semakin besar. Bagian belakang harus menghindari kejaran kepala lawan dengan
bergeser ke kiri atau kekanan. Anak paling depan harus bisa diandalkan, selain
harus menangkap buntut lawan, anak ini harus melindungi teman-temannya dari
sergapan lawan.
Selain berkelompok, ular naga juga
bisa dimainkan dengan satu ular. Satu anak menjadi "musuh". Si anak
ini harus menangkap anak paling belakang. Semakin banyak yang ikut bermainan,
permainan ular naga semakin seru. Permainan ular naga ini sudah jarang ditemui
di daerah-daerah. Kemodernan mulai memperkenalkan anak-anak pada permainan
lain, dan meninggalkan permainan ini.
Adanya dialog dalam permainan
melatih emosional dan kecakapan ana-anak dalam berkomunikasi, selain itu
permainan ini juga mendidik anak tentang arti kebersamaan dan menghargai orang
lain, tanpa menghiraukan adanya kemenangan atau kekalahan yang diperoleh pada
saat bermain. Ciri khas permainan ini dibandingkan dengan permainan tradisional
lainnya adalah adanya lagu yang dinyayikan serentak beramai-ramai sebelum
permainan dimulai.
Cara Bermain :
1. Pilih 2 orang yang akan menjadi induk;
induk ini pada awal permainan akan berperan seperti gerbang.
2. Sisa pemain berbaris saling memegang
pundak teman yang berada di depannya.
3. Sembari menyanyikan lagu ular naga, para
pemain yang berbaris berputar mengitari gerbang.
4. Saat lagu sudah habis, maka pemain yang
sedang berada di tengah gerbang akan tertangkap.
5. Ketika ada pemain yang tertangkap, maka
gerbang akan menanyakan sebuah pilihan. Pilihan yang diberikan akan menentukan
di induk mana si pemain yang tertangkap akan ikut. Saat memberikan pertanyaan
ini, pastikan pemain lain yang belum tertangkap tidak mencuri dengar.
6. Lakukan berulang-ulang hingga semua
pemain yang berbaris tertangkap.
7. Di beberapa daerah, permainan
dilanjutkan dengan kedua induk saling memperebutkan dan mempertahankan ekor
dari setiap induk. Permainan berakhir saat salah satu induk hanya tersisa
induknya. Induk yang memiliki anggota paling banyak adalah pemenangnya.
Sebagai informasi, permainan
ular-ularan sebenarnya memiliki filosofi kehidupan yaitu rahang sang naga yang
mencaplok ketika akhir lagu tiba sebagai analogi bahwa tidak ada yang
mengetahui kapan waktu kita selesai di dunia ini dan kembali padaNya
Untuk lebih jelasnya, kita lihat videonya yuk
Informasi diatas di ambil dari beberapa sumber :
Sangat bermanfaat ♡
BalasHapusPermainan ini membuat saya bernostalgia sistaa:)
BalasHapuswah jadi inget masa kecil
BalasHapus